Indie Corner: Cinta di Mata Fiersa Besari | Malam sobat, udah lama nih saya ga post nih blog.. maklum kuota tak cukup untk berinternetan di PC mhehe.. kali ini saya akan berbagi tentang musisi indie.. yuk cekidottt
Kita mungkin setuju Bandung adalah satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki banyak musisi indie dan banyak juga berbagai jenis aliran musik yang ada di Bandung. Pada suatu kesempatan saya sempat berbincang-bincang dengan salah satu musisi indie di Bandung, ia adalah Fiersa Besari. Mungkin namanya tidak sebegitu terkenal untuk orang banyak. Fiersa adalah salah seorang vokalis band punk melodic yang bernama Eat Well Earl.
Namun ada yang satu hal yang membuat saya tertarik untuk membahas musisi yang satu ini. Karena selain menjadi vokalis band punk melodic, Fiersa tidak canggung untuk meluapkan sisi lain dalam kehidupannya dalam sebuah proyek solo. Ia sendiri menamai alirannya acoustic ballad.
Karakter vokalnya yang tebal seolah menyatu dengan suara petikan gitar akustik. Hal ini pasti menjadi hal yang kontras dalam segi genre. Diakui oleh pria yang menyukai musik dari SMP ini, “Pada dasarnya saya menyukai semua aliran musik, dan ada sedikit letupan dalam diri saya untuk memberanikan diri membuat proyek solo, dan tujuan sih hanya untuk ngeluarin segala uneg-uneg pribadi, namun rasanya kurang pas jika dimasukin ke ‘earl’.” Awalnya ia mengatakan bahwa proses proyek ini tidak disengaja, “Sampai ada seorang teman saya yang mendengarkan lagu saya dan menyarankan untuk disebar luaskan, eh, malah responnya lumayan banyak. he-he…” papar pria yang juga menyukai fotografi ini.
Dalam proyek solonya Fiersa telah menciptakan 5 buah single yaitu: And I Need You, Samar, Kala, Melangkah Tanpamu, dan Yours to Take. Sedangkan sampai saat ini sudah ada dua lagu baru yang akan ditambah untuk dijadikan materi album yang rencanya akan rilis pada bulan Juli. Fiersa mengakui banyak mendapatkan inspirasi dari The Beatles, Toe, Copeland, dan Frau. Saat ditanya tema apa yang diangkat dalam karyanya, ia menjawab “Cinta, standar akan tetapi penyajiannya yang tidak standar.”
Saya pun tertarik mengorek mengapa ia tidak pernah menyantumkan kata "cinta" dalam lirik lagu-lagunya. “Saya termasuk orang yang menganggap cinta itu sudah terlalu menjadi komoditi, kita memang membutuhkannya tapi ya jangan dijadikan produk. Kalau kita pengen jujur menyampaikan cinta, jelaskan ‘kenapa’-nya bukan hanya ‘point’-nya saja.”
Dan saat ditanya lebih lanjut apabila ada label yang tertarik untuk menariknya, Fiersa hanya mengatakan “Selama kreativitas saya tidak diganggu sih kenapa engga? Which is almost impossible. He-he…” Kalau ditanya mengenai pembajakan, ia memiliki pandangan tersendiri. “Pembajakan itu salah di sisi HaKI, itu ga bisa dipungkiri, akan tetapi baik untuk bumi kita, karena engga perlu CD fisik, dan berarti makin ngurangin sampah.” Jawabnya dengan agak santai, dan ketika diberi opsi setuju atau tidak pada pembajakan, Ia menjawabnya dengan lebih serius “Menurut saya pembajakan itu baik kalo musisi yang dibajaknya ga marah. Tapi sebaliknya kalau marah, ya namanya bikin orang lain marah, ya pasti ga baik toh.”
Melihat fenomena banyaknya boyband atau pun girlband yang sering dikaitkan dengan budaya meniru, Fiersa mengatakan “Anggap aja itu seperti jamur dimusim hujan, ntar juga ilang lagi. Dan kalau memang ternyata suka Korea, buat lagu Korea, dan pastikan saat orang-orang engga suka lagi sama Korea, ia masih tetap suka. Menurut saya itu baru bagus.”
Menutup perbincangan dengannya saya menanyakan harapan untuk musik indie di Bandung sekaligus harapan bagi karyanya. “Semoga musik indie makin maju dan banyak gebrakan baru yang lebih berani daripada sekedar mengikuti trend. Karena Indie adalah jalan hidup, bukan pilihan. Dan semoga saja musik saya bisa diterima oleh khalayak ramai. He-he…” Seraya menutup perbicangan kami.
Untuk kalian yang penasaran dengan lagu-lagu Fiersa, kalian bisa mendengarkannya dalam halaman profilenya di reverbnation.com/fiersa semoga karya-karyanya dapat memberikan warna lain bagi dunia musik tanah air. (SDS)
Sumber : http://bandungreview.com/
Kita mungkin setuju Bandung adalah satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki banyak musisi indie dan banyak juga berbagai jenis aliran musik yang ada di Bandung. Pada suatu kesempatan saya sempat berbincang-bincang dengan salah satu musisi indie di Bandung, ia adalah Fiersa Besari. Mungkin namanya tidak sebegitu terkenal untuk orang banyak. Fiersa adalah salah seorang vokalis band punk melodic yang bernama Eat Well Earl.
Namun ada yang satu hal yang membuat saya tertarik untuk membahas musisi yang satu ini. Karena selain menjadi vokalis band punk melodic, Fiersa tidak canggung untuk meluapkan sisi lain dalam kehidupannya dalam sebuah proyek solo. Ia sendiri menamai alirannya acoustic ballad.
Karakter vokalnya yang tebal seolah menyatu dengan suara petikan gitar akustik. Hal ini pasti menjadi hal yang kontras dalam segi genre. Diakui oleh pria yang menyukai musik dari SMP ini, “Pada dasarnya saya menyukai semua aliran musik, dan ada sedikit letupan dalam diri saya untuk memberanikan diri membuat proyek solo, dan tujuan sih hanya untuk ngeluarin segala uneg-uneg pribadi, namun rasanya kurang pas jika dimasukin ke ‘earl’.” Awalnya ia mengatakan bahwa proses proyek ini tidak disengaja, “Sampai ada seorang teman saya yang mendengarkan lagu saya dan menyarankan untuk disebar luaskan, eh, malah responnya lumayan banyak. he-he…” papar pria yang juga menyukai fotografi ini.
Dalam proyek solonya Fiersa telah menciptakan 5 buah single yaitu: And I Need You, Samar, Kala, Melangkah Tanpamu, dan Yours to Take. Sedangkan sampai saat ini sudah ada dua lagu baru yang akan ditambah untuk dijadikan materi album yang rencanya akan rilis pada bulan Juli. Fiersa mengakui banyak mendapatkan inspirasi dari The Beatles, Toe, Copeland, dan Frau. Saat ditanya tema apa yang diangkat dalam karyanya, ia menjawab “Cinta, standar akan tetapi penyajiannya yang tidak standar.”
Saya pun tertarik mengorek mengapa ia tidak pernah menyantumkan kata "cinta" dalam lirik lagu-lagunya. “Saya termasuk orang yang menganggap cinta itu sudah terlalu menjadi komoditi, kita memang membutuhkannya tapi ya jangan dijadikan produk. Kalau kita pengen jujur menyampaikan cinta, jelaskan ‘kenapa’-nya bukan hanya ‘point’-nya saja.”
Dan saat ditanya lebih lanjut apabila ada label yang tertarik untuk menariknya, Fiersa hanya mengatakan “Selama kreativitas saya tidak diganggu sih kenapa engga? Which is almost impossible. He-he…” Kalau ditanya mengenai pembajakan, ia memiliki pandangan tersendiri. “Pembajakan itu salah di sisi HaKI, itu ga bisa dipungkiri, akan tetapi baik untuk bumi kita, karena engga perlu CD fisik, dan berarti makin ngurangin sampah.” Jawabnya dengan agak santai, dan ketika diberi opsi setuju atau tidak pada pembajakan, Ia menjawabnya dengan lebih serius “Menurut saya pembajakan itu baik kalo musisi yang dibajaknya ga marah. Tapi sebaliknya kalau marah, ya namanya bikin orang lain marah, ya pasti ga baik toh.”
Melihat fenomena banyaknya boyband atau pun girlband yang sering dikaitkan dengan budaya meniru, Fiersa mengatakan “Anggap aja itu seperti jamur dimusim hujan, ntar juga ilang lagi. Dan kalau memang ternyata suka Korea, buat lagu Korea, dan pastikan saat orang-orang engga suka lagi sama Korea, ia masih tetap suka. Menurut saya itu baru bagus.”
Menutup perbincangan dengannya saya menanyakan harapan untuk musik indie di Bandung sekaligus harapan bagi karyanya. “Semoga musik indie makin maju dan banyak gebrakan baru yang lebih berani daripada sekedar mengikuti trend. Karena Indie adalah jalan hidup, bukan pilihan. Dan semoga saja musik saya bisa diterima oleh khalayak ramai. He-he…” Seraya menutup perbicangan kami.
Untuk kalian yang penasaran dengan lagu-lagu Fiersa, kalian bisa mendengarkannya dalam halaman profilenya di reverbnation.com/fiersa semoga karya-karyanya dapat memberikan warna lain bagi dunia musik tanah air. (SDS)
Sumber : http://bandungreview.com/
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Biografi /
Info
dengan judul Indie Corner: Cinta di Mata Fiersa Besari. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://rpl4rt.blogspot.com/2013/09/fiersa-besari.html?m=0. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Dika - Selasa, 03 September 2013
Belum ada komentar untuk "Indie Corner: Cinta di Mata Fiersa Besari"
Posting Komentar
Harap berkomentar sesuai dengan isi posting & komentar spam tidak akan ditampilkan.